Pekanbaru,Sabdarepublik.com -
Dari pengaduan Forum Pedagang Pasar Kodim - Senapelan (FPPK-S) dan Inspeksi mendadak (Sidak) Komisi II DPRD Kota Pekanbaru ke lokasi Gedung The Central yang berada di Jalan Ahmad Yani Kota Pekanbaru, Selasa (27/01/15) sekitar pukul 10.30 Wib, Wakil Ketua DPRD Pekanbaru, Rustam Panjaitan yang hadir saat sidak, menilai banyak hal yang tak wajar terjadi di gedung yang berdiri ditanah pemerintah itu.
Menurutnya, apa yang dialami pedagang terkait kenaikan tarif tersebut sudah tak wajar. Harusnya kenaikan didukung dengan fasilitas, yang terjadi di lapangan justru berbanding terbalik.
“Kita lihat banyak kekurangan, pengelola jangan seenaknya saja menaikkan harga. Ini jelas membuat orang sengsara. Jangan sampai pedagang mati kelaparan gara-gara tarif ini,” ungkap Rustam pada wartawan.
Selain itu, terkait tudingan pedagang mengenai adanya persetujuan Pemko dan DPRD dari kenaikan tarif yang dilakukan, Politisi dari PDI Perjuangan itu menyatakan tidak pernah sekalipun mengeluarkan persetujuan.
“Sampai hari ini, kami tak pernah dapat laporan adanya persetujuan kenaikan yang terjadi. Sejauh ini, tak tahu jika ada persetujuan dewan periode lalu,” jelasnya.
Kedatangan Rustam dan rombongan Komisi II yang dipimpin langsung Ketua Komisi, Azwendi Fajri bersama anggotanya, Zulfan Hafiz, Desi Susanti, Hj Yurni, Fathullah dan Samsul Bahri, melihat dan mendengar langsung jeritan pedagang terkait kenaikan tarif Service Charge selama ini dinilai tak wajar.
Pantauan media di lapangan, saat sidak yang disambut puluhan pedagang pasar senapelan itu, tak seorang pun pengelola The Central yakni pegawai PT Peputra Maha Jaya (PMJ), kelihatan.
Menurut Maria, salah seorang pedagang The Central yang berada di gedung B mengatakan, sejak berdagang selama 8 tahun, Service Charge merupakan hal yang selama ini dikeluhkan olehnya dan juga pedagang yang lain.
Apalagi, sebutnya, pengunjung sepi karena pasar tradisional modern senapelan dibawah pengelolaan PT PMJ juga menaikkan tarif parkir yang mahal sehingga tak ada pengunjung yang datang.
“Bagaimana orang mau membeli kalau kondisinya seperti ini. Harga sewa saja tidak masuk akal. Ini berat sekali ditengah pasar yang saat ini sepi. Tolonglah kami pak,” ungkap Maria yang mengeluh di depan anggota Komisi II DPRD Kota Pekanbaru.
Dikatakannya lagi, Service Charge yang sebelumnya Rp200 ribu, kini naik menjadi Rp500 ribu. Kenaikan itu, diluar service uang listrik, uang retribusi dan uang keamanan lainnya.
“Kalau uang lampu kami ditarik Rp50 ribu, uang retribusi Rp30 ribu. Bayarnya per hari,” ungkapnya.
Keluhan lain, datang dari pedagang lain, Yanti. Dalam pengakuannya, mahalnya lapak juga diikuti oleh tarif parkir yang membuat pengunjung enggan datang ke lokasi untuk membeli.
“Gimana orang mau datang, tarif parkir motor saja sebelum satu jam biayanya Rp 2000, sekarang lewat dari satu jam kena biaya lagi. Itu salah satu orang malas untuk datang,” paparnya.(jtk)
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.